Cinta,,,,,,
adalah sutau kata yang singkat yang mengandung begitu banyak arti, yang tidak semua insan manusia dapat menyingkap tabir dibaliknya, tak terkecuali dengan apa yang ane rasakan saat ini. Aku kembali merasakan getaran-getaran yang telah lama ini tidak aku rasakan lagi. Cinta itu seakan tumbuh kembali setelah terkubur jauh didalam lubuk hatiku.
Benih-benih cinta itu kembali ditumbuhkkan oleh sosok wanita yag tak pernah terpikirkan sebelumnya, dia baik, cantik, sholeha, periang, ceria, manis, sopan, lembut, dan yang tak kalah pentingnya dia bisa membuat hari-hariku lebih bermakna.
Ada orang yang pernah mengatakan kepadaku bahwa " sangat menyedihkan ketika kita mencintai seseorang tetapi orang itu tidak mencintai kita. Akan tetapi lebih menyedihkan lagi ketika kita mencintai seseorang tetapi kita tidak berani untukk mengatakannya". ya... itu memang benar adanya dan persis dengan apa yang saya rasakan sekarang ini, menyedihkan, menyedihkan dan sangat menyedihka karena sampai saat ini saya belum berani untuk mengungkapkannya. Pernah di suatu malam saya berfikir untk mengungkapkannya, tapi kembali lagi rasa takut untuk ditolak sangat besar. makanya ku urungkan kembali niatku. Apakah aku ini seorang pengecut,,???
apa kah aku ini naif,,??
Senin, 26 November 2012
Jumat, 23 November 2012
Makalah Inflasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat
ini kita seringkali mendengar kata inflasi. Akan tetapi apa benar kita sudah
mengetahui apa inflasi itu. Kebanyakan dari kita tiadak mengetahuinya. Padahal
sangat penting bagi kita untuk mengetahui inflasi. Hal ini disebabkan inflasi
tidak bisa dilepaskan dari masalah perekonomian.
Dengan
mengetahui secara benar tentang masalah inflasi, tentu saja kita berharap dapat
mengatasi atau bahkan mencegahnya. Kita tidak bisa memungkiri akan besarnya
kemungkinan dinegara kita akan menghadapi masalah inflasi. Sebagai seorang
mahasiswa sudah sepatutnya kita membanntu permasalahan ekonomi yang ada di
negara kita khususnya masalah inflasi. Oleh karena itu kami sengaja membuat
makalah ini karena masalah inflasi saat ini bukanlah masalah yang remeh
terutama di masa-masa krisis global seperti yang kita alami sekarang. Kami
berharap makalah ini bisa membantu walaupun sedikit.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian inflasi itu?
2. Apa
saja teori Inflasi?
3. Apa
saja sumber inflasi?
4. Apa
saja efek yang ditimbulkan dari inflasi?
5. Apa
dampak dari inflasi?
6. Bagaimana
cara mencegah inflasi?
7. Bagai
mana cara menghitung inflasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Inflasi
Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue) dalam jangka waktu yang lama. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses
kanaikan harga belangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah
inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Dalam
membicarakan mengenai masalah inflasi, perlu kita membedakan diantara inflasi
merayap (creeping inflation), inflasi sederhana (moderate inflation) dan
inflasi hiper (hyper inflation). Tidak terdapat suatu ukuran tertentu yang
dapat digunakan untuk membedakan ketiga jenis inflasi tersebut, tetapi secara
kasar dapatlah dikatakan bahwa inflasi merayap adalah inflasi yang tingkatnya
tidak melebihi 2-3 persen setahun, inflasi sederhana adalah inflasi yang berada
disekitar 5-8 persen dan inflasi hiper adalah inflasi yang tingkatnya sangat
tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam
tempo satu tahun.
B.
Teori Inflasi
1)
Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti hal-hal yang
berperan dalam proses inflasi, yaitu jumlah uang yang beredar dan anggapan
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori kuantitas adalah
sebagai berikut. Inflasi yang bisa terjadi apabila ada penambahan volume uang
yang beredar. Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar, gagal panen misalnya
hanya akan menaikan harga-harga untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah
uang ibarat” bahan bakar” bagi api inflasi. Apabila jumlah uang bertambah,
inflasi akan berhenti dengan sendirinnya.
Laju inflasi disebabkan oleh laju
pertambahan jumlah uang beredar dan anggapan masyarakat mengenai harga-harga.
Teori kuantitas ini di kemukankan oleh Irving Fisher. Adapun rumusnya sebagai
berikut :
Keterangan :
M = Jumlah uang yang beredar
V = Kecepatan perputaran uang
P = Tingkat harga
T = Banyaknya transaksi
Di setiap transaksi, jumlah yang
dibayarkan oleh pembeli sama dengan jumlah uang yang diterima penjual. Hal ini
berlaku untuk seluruh perekonomian.
Dalam periode tertentu nilai barang dan jasa yang dibeli harus sama dengan nilai barang dan jasa yang dijual. Nilai barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) di kalikan harga rata-rata barang tersebut (P).
Dalam periode tertentu nilai barang dan jasa yang dibeli harus sama dengan nilai barang dan jasa yang dijual. Nilai barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) di kalikan harga rata-rata barang tersebut (P).
2)
Teori Keynes`
Menurut John Maynard Keynes,.
Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Keynes berpendapat, proses inflasi adalah proses perebutan bagian
rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih
besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Oleh keynes proses
perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat
terhadap barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Peristiwa
tersebut menimbulkan apa yang disebut celah inflasi atau inflationary gap.
Celah inflasi ini timbul karena
golongan-golongan masyarakat berhasil menerjemahkan aspirasi mereka menjadi
permintaan yng efektif terhadap barang. Golongan-golongan masyarakat yang
dimaksud yaitu pemerintah, pengusaha, dan serikat buruh. Pemerintah berusaha
memperoleh bagian lebih besar dari output masyarakat dengan cara mencetak uang
baru. Pengusaha melakukan investasi dengan modal yang diperoleh dari kredit
bank, serikat buruh atau pekerja memperoleh kenaikan harga. Hal ini terjadi
karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga-harga
akan naik. Adanya kenaikan harga-harga ini menunjukan sebagian dari
rencana-rencana pembelian barang dari golongan-golongan tersebut bisa dipenuhi.
Proses inflasi akan terus
berlangsung selama jumlah pemintaan efektif dari semua golongan masyarakat
melebihi jumlah output yang dihasilkan. Namun apabila permintaan efektif total
tidak melebihi harg-harga yang berlaku dari jumlah output yang tersedia, maka
inflasi akan berhenti.
3) Teori
Strukturalis
Teori ini didasarkan atas pengalaman
di Negara-negara amerika latin. Teori ini memberikan perhatian yang besar
terhadap struktur perekonomian Negara-negara sedang berkembang. Hal ini
disebabkan inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian.
Menurut teori ini, ada dua hal penting dalam perekonomian Negara-negara sedang
berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu sebagai berikut:
a) Ketidakjelasan penerimaan ekspor
Nilai
ekspor tumbuh secara lamban di bandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor
lain. Adapun penyebab kelambanan tersebut adalah :
·
Di
pasar dunia harga barang-barang ekspor tersebut semakin memburuk.
·
Produksi
barang-barang ekspor tidak responsive terhadap kenaikan harga.
b) Ketidakelastisan penawaran atau
produksi bahan makanan di dalam negeri.
Produksi
bahan makanan di dalam negeri tidak tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan
pendapatan per kapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk naik, sehingga melebihi tuntutan karyawan untuk mendapatkan
kenaikan harga barang-barang lain. Dampak yang ditimbulkan yaitu munculnya
tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah atau gaji. Naiknya upah
karyawan menyebabkan kenaikan ongkos produksi. Hal ini berarti akan menaikan
harga barang-barang. Kenaikan harga barang-barang tersebut mengakibatkan
munculnya kenaikan upah lagi. Adanya kenaikan upah akan diikuti oleh kenaikan
harga barang-barang begitu seterusnya. Proses ini akan berhenti apabila harga
bahan makanan tidak terus naik. Namun karena faktor strukturalis harga bahan
makanan akan terus naik sehingga proses saling dorong mendorong antara upah dan
harga tersebut selalu mendapat “umpan” baru dan tidak akan berhenti.
C.
Sumber
Inflasi
Terdapat
banyak faktor yang dapat menimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang
di impor, kenaikan harga bahan bakar, defisi dalam anggaran belanja pemerintah,
pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan infestasi yang sangat pesat
perkembanggannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian
yang dapat menimbulkan inflasi. Walaupun
masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, secara analitis
cukuplah apabila faktor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada dua faktor
berikut:
1) Inflasi
yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat.
Inflasi karena kenaikan permintaan agregat sering
disebut dengan demand-pull inflation (inflasi karena ditarik permintaan). Dalam
inflasi jenis tersebut, kenaikan kurve permintaan agregat menarik tingkat harga
keatas. Agar demand-pull inflation dapat terus terjadi maka kurve permintaan
agregat harus terus bergeser keatas sepanjang kurve penawaran agregat. Kenaikan
Amerika selama akhir tahun1960-an adalah karena demand-pull inflation, yaitu
pada saat terjadi pertumbuhan belanja federal untuk perang Vietnam dan
perluasan sosial yang menaikkan permintaan agregat.
Inflasi tariakan permintaan dapat berlaku pada
ketika perekonomian menghadapi masalah penganguran yang tinggi maupun pada
ketika kesempatan kerja penuh sudah tercapai. Dikebanyakan negara-negara
berkembang inflasi tarikan permintaan selalu berlaku, walaupun dalam
perekonomian banyak terdapat pengganguran. Keadaan seperti ini dapat terjadi
misalnya sebagai defisit angaran belanja pemerintah yang terlalu besar. Devisit
seperti ini dibiayai oleh pencetakan uang baru dan akan meningkatakan
permintaan agregat permin taan masyarakat. Sedangkan kapasitas produksi
berbagai jenis barang ada kalanya mencapai tingkat yang maksimal dan tidak
memungkinkan pertambahan produksi dalam keadaan seperti ini inflasi tarikan
permintaan akan berlaku.
Apabila suatu perekonomian telah mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh. Inflasi tarikan permintaan akan berlaku apabila
permintaan agregat masih tetap berkembang dengan pesat. Pada kesempatan kerja
penuh, perekonomian tidak akan mampu menaikkan produksi. Maka permintaan
agregat yang terus bertambah akan menyebabkan kenaikan harga-harga. Ada
beberapa keadaan yang menyebabkan permintaan agregat terus berkembang. Defisit
dalam anggaran belanja pemerintah merupakan salah satunya, penyebab yang lain
adalah ekspor yang terus pesat berkembang (yang menimbulkan kenaikan pendapatan
kepada masyarakat dan terus meningkatkan konsumsi rumah tangga dan perbelanjaan
agregat), dan sebagai akibat infestasi perusahaan yang semakin meningkat
walaupun kesempatan kerja penuh telah tercapai.
2) Inflasi
yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran agregat.
Inflasi dapat muncul karena penurunan penawaran
agregat, contohnya kegagalan panen dan penurunan penawaran minyak menurunkan
penawaran agregat selama tahun 1974-1975, sehingga tinggkat harga naik. Inflasi
yang terjadi karena penurunan penawaran agregat sering disebut dengan cost-pust
inflation. Kenaikan biaya produksi mendorong tingkat harga ke atas. Penurunan
penawaran agregat biasanya tidak hanya menyebabkan kenaikan tingkat harga,
tetapi penurunan tingkat output, yaitu kombinasi yang disebut stagflasi. Agar
cost-pust inflation dapat terus terjadi maka kurva penawaran agregat harus
terus bergeser kekiri sepanjang kurva penawaran agregat.
Inflasi seperti ini berlaku pada ketika kegiatan
ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh. Pada tingkat ini
industri-industri telah beroprasi pada kapasitas yang maksimal dan penganguran
tenaga kerja sangat rendah. Pada tingkat kegiatan ekonomi ini tenaga kerja
cenderung untuk menuntut kenaikan gaji dan upah yang menyebabkan peningkatan
fdalam biaya produksi. Biaya produksi juga meningkat sebagai akibat kenaikan
harga input seperti biaya pengangkutan, kenaikan sewa bangunan dan kenaikan
harga bahan mentah. Kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari berbagai faktor
ini akan mendorong para pengusaha menaikan harga-harga barang yang
diproduksikannya.
D.
Efek
yang Ditimbulkan dari Inflasi
v Efek terhadap pendapatan (equity
effect)
Efek tehadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada
yang dirugikan dan ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seorang yang
memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya
seorang memperoleh pendapatan tetap Rp 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi
sebesar 10 persen akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar
laju inflasi tersebut yaitu Rp 50.000,00.
v Efek terhadap efisiensi (efficiency
effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi
faktor-faktor produksi perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan
akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan
dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga dapat mengakibatkan alokasi
faktor produksi menjadi tidak efesien.
v Efek terhadap output (output effect)
Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan
efficiency effect) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini
dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan
dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
v Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan
mengalakkan perkembangan ekonomi biaya yang terus menerus naik menyebabkan
kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya
lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Aturan lain tujuan ini
dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah rumah dan bangunan. Oleh
karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan infestasi yang bersifat
seperti ini, infestasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi
menurun. Sebagai akibatnya akan lebih banyak penganguran.
E.
Dampak
Inflasi
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung pada parah atau tidaknya
tingkat inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiper inflasi), keadaan perekonomian menjadi
kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti karyawan swasta serta kaum buruh akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka semakin
merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.
Bagi
orang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya kreditur atau pihak yang meminjamkan akan mengalami kerugian
karena nilai uang pengembalian lebih rendah dibanding pada saat peminjaman.
Bagi
produsen inflasi dapat menguntungkaan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi dari kenaikan biaya produksi. Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya
biaya produksi dapat merugikan produsen.
Secara umum inflasi dapat mengkibatkan berkurangnya investasi disuatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya
tingkat kehidupan dan kesejahtraan masyarakat.
F.
Cara
Mencegah Inflasi
Dengan
mengunakan Irving Fisher MV = PT dapat di jelaskan bahwa inflasi timbul karena
MV naik lebih cepat dari pada T. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya
inflasi maka salah satu variabel (M atau V) harus dikendalikan. Cara mengatur
vareabel M, V dan T tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kebijaksanaan
moneter, fiskal atau kebijaksanaan yang menyangkut kenaikan produksi.
a) Kebijaksanaan
Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui
jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral
(demand deposito). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara, pertama apabila
seseorang memasukkan uang kas ke Bank dalam bentuk giro, instrumen lain yang
dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar terbuka (jual/beli
surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan
perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
b) Kebijaksanaan
Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang
pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung mempengaruhi
permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat
dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa
pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan.
c) Kebijaksanaan
yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi.
Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan
penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya
jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan harga.
d) Kebijaksanaan
Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta
mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji atau upah (dengan demikian
gaji/upah secara riil). Kalau indeks harga naik maka upah atau gaji juga
dinaikkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue). Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan
inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara
terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
Menurut teori struktural, ada dua
hal penting dalam perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang dapat
menimbulkan inflasi, yaitu Ketidakjelasan penerimaan ekspor dan
Ketidakelastisan
penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadimya inflasi adalah dengan mengaplikasikan beberapa kebijakan seperti :
1. Kebijaksanaan Moneter
2. Kebijaksanaan Fiskal
3. Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan
Output
4. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan
Indexing
DAFTAR PUSTAKA
1. Algifari.
2003. Ekonomi Makro,Teori dan Kasus, Edisi Kesatu. Yogyakarta: STIE YKPN.
2. Mceachera,
William A. 2000. Ekonomi Makro, Jakarta: Salemba Empat
3. Sukirno,
Sadono. 2000. Makroekonomi Modern, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
4. Tambunan,
Tulus, T. H. 1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)